Minggu, 18 April 2021

Laporan Baca 2

 Nama: Sulastri

Nim: 11901285

Kelas: 4D/PAI

“Manajemen Sekolah”

 Manajemen sekolah adalah suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan belajar-mengajar yang optimal.

Manajemen ialah ilmu yang berhubungan dengan waktu. Itu artinya segala usaha atau sebuah pekerjaan memiliki keringkasan dalam mengatur waktu agar efisien dan terstruktur. Dalam sekolah tentunya, memiliki usaha untuk memanajemen dalam sebuah pekerjaan tersebut.  Dengan demikian terdapat beberapa faktor manajemen sekolah, yaitu:

1. Faktor fungsi pokok manajemen sekolah

Manajemen sekolah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik, guru-guru serta masyarakat setempat, untuk itu perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan.

Dalam hal ini,  agent-agent yang diatas tentu memiliki peran dalam melaksanakan manajemen sekolah tersebut. hal ini dikarenakan, jika agent-agent tersebut bisa bekerjasama maka manajemen sekolah akan terorganisir dengan baik. Dalam manajemen sekolah, terdapat beberapa fungsi yang akan menjadi icon dalam proses manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan. Fungsi tersebutlah menjadi tujuan dari manajemen sekolah agar tercapainya tujuan.

Dari keempat fungsi diatas, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan program, mempunyai 2 fungsi utama yaitu untuk menyusun segala rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan lembaga agar dapat mempertimbakan sumber yang tersedia.

b. Pelaksanaan, sebuah usaha atau kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan agar tidak menjadi wacana belaka, tindakaan nyata ini akan menjadi awal dari manajemen sekolah tersebut.

c. Pengawasan, fungsi ini dapat dikatakan sebagai bentuk upaya untuk mengamati secara sistematis dan secara terus menerus, merekam, memberi penjelasan serta petunjuk untuk meluruskan suatu hal yang ingin dicapai nantinya.

d. Pembinaan, rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya.  Hal ini diarenakan dalam manajemen sekolah tentunya harus memiliki pembinaan, upaya ini dilakukan agar seluruh organisai yang terkait dalam hal ini akan berjalan dengan baik dan rencana yang ini dicapai akan terlaksanakan secara efektif.


Dalam proses manajemen sekolah, terdapat agent yang menjadi peran dalam hal ini yaitu kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi yang harus memiliki sifat yang profesional dan pandap dalam memanajemen. Tujuan dengan hadirnya mereka adalah untuk mencari tau serta memiliki pengetahuan yang dalam tentang kehidupan peserta didiknya dan prinsip-prinsip pendidikan untuk menjamin bahwa segala keputusan yang dibuat oleh sekolah benar-benar mempertimbangkan pendidikan.

Kepala sekolah disini, harus dan sangat perlu untuk mempelajari dengan sangat teliti. Terdapat beberapa kebijakan dan prioritas pemerintah maupun sekolah dalam manajemen sekolah ini. Agar kebijakan dan prioritas tersebut dalat berjalan dengan baik, kepala sekolah harus memiliki kepentingan untuk itu. Dalam tulisan ini terdapat beberapa kepentingan atau peran kepala sekolah, yaitu sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan guru dan masyarakat sekitar  sekolah. Dalam point ini, kepala sekolah harus benar-benar bisa bekerja sama dalam hal ini dengan guru dan masyarakat. hal ini dikarenakan,  agar tujuan itu bisa dicapai dengan memuaskan. Maka, bekerjasama adalah salah satu kuncinya.

b. Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan pembelajaran. Nah, dalam point ini, selain memiliki sikap untuk selalu bergotongroyong. Kepala sekolah juga harus menguasai segala teori yang ada dalam pendidikan itu serta pembelajaran. Hal ini dikarenakan, peran kepala sekolah itu menyeluruh. Maka dari itu, perlunya sebuah kecerdasan dalam memanajemen sekolah.

c. Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi. Point ketiga ini mengarahkan, agar kepala sekolah bisa memprediksikan apa yang akan terjadi dimasa depan dengan menggunakan tolak ukur situasi sekarang.

d. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengidentifikasikan  masalah dan bekutuhan yang  berbentuk efektivitas pendidikan di sekolah. 

e. Mampu memanfaatkan berbagai tantangan dan halang rintangan pendidikan sebagai peluang untuk membuat suatu ide-ide yang baru. 


Pemahaman terhadap sifat profesional dan manajerial tersebut sangat diperlukan, guna untuk meningkatkan mutu sekolah dan mensupervisikan perencanaan yang ada di sekolah agar apa yang direncanakan oleh sekolah dapat tercapai dengan sesuai.

Dengan adanya manajemen sekolah, sekolah tersebut mampu untuk menempuh pemberdayaan dalam rangka meningkatkan mutu dan kemandirian sekolah. Kepala sekolah, guru dan tenaga lainnya disekolah serta masyarakat harus bekerjasama dalam melaksanakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, itulah harapan dari manajemen sekolah agar apa yang telah diberikan kepada agent-agent diatas bisa dilaksanakan.

Dalam dunia pendidikan, pemberdayaan merupakan cara yang sangat  praktis untuk medapatkan hasil yang baik dari kepala sekolah yang merupakan sebagai penggerak atau manejer, guru dan tenaga lainnya.  Agar mendapatkan hasil yang baik, tentu harus menjalani proses yang akan dilaksanakan. Salah satu proses untuk mendapatkan hasil yang terbaik adalah dengan membagi tanggung jawab dengan profesional kepada para guru. Untuk pemberdayaan inilah, agar sekolah tersebut memiliki sebuah usaha dalam mencapai tujuan pendidikan dengan efektif dan efisien. Maka dari itu, kepala sekolah sebagai pengarah harus benar-benar memanfaatkan waktu untuk memperhatikan kinerja anak buah(guru). Salah satu pemberdayaannya adalah guru terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab. Hal ini direnakan, agar terlihat sikap bekerjasamanya dalam memajukan tujuan sekolah.

Pemberdayaan dalam manajeman sekolah bertujuan untuk memperbaiki tujuan secara optimal.

Dalam proses pemberdayaan, terdapat beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

a) Masyarakat mengembangkan sebuah kesadaran awal bahwa mereka dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. 

b) Mereka akan mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri.

Terdapat  8 langkah tahapan dalam pemberdayaan yang berkaitan dengan manajemen sekolah, yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana program pemberdayaan.

2. Mengidentifikasi dan membangun peserta didik disekolah.

3. Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat secara dalam implementasi manajemen sekolah.

4. Membentuk dewan sekolah, yang terdiri dari unsur sekolah, unsur masyarakat dibawah pengawasan pemerintah daerah.

5. Melenggarakan pertemuan-pertemuan anggota dewan sekolah.

6. Mendukung aktivitas kelompok yang tengah berjalan.

7. Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat.

8. Menyelenggarakan loka-karya untuk evaluasi.

Dalam materi manajemen sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sekolah adalah untuk mengatur sekolah secara efisien dan efektif melalui peran kepala sekolah, guru dan tenaga lainnya, akan tetapi masyarakat juga memiliki peran atau pengaruh dalam manajemen sekolah ini. masyarakat akan mendapatkan sebuah tugas untuk memberikan arahan kepada pendidikan anaknya. Hal ini kerenakan, sekolah pertama adalah orang tua. Tugas dan peran orang tua atau masyarakat bahwa ia memiliki amanah untuk membimbing anak-anaknya agar dapat menempuh pendidikan dan bisa mendukung sekolah dalam menempuh tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. Pendukung dalam memanajemen sekolah adalah para peserta didik. Jika peserta didik bisa diatur dan taat terhadap tata tertib, maka itu merupakan salah satu upaya untuk mendukung kepala sekolah dalam memanajemenkan sekolah.

Daftar pustaka

https://juraganberdesa.blogspot.com/2019/10/pengertian-manajemen-sekolah.html?m=1


Kamis, 08 April 2021

Magang 1-Kultur Sekolah-

 Kultur Sekolah

Di dalam dunia perkuliahan, khususnya Fakultas Tarbiyah yang akan menjadi seorang pendidik tentunya akan mendapatkan bekal untuk terjun langsung ke dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini, terkait masalah sorang pendidik tidak akan luput dari yang namanya “Kultur Sekolah”. Nah, dalam pendidikan atau sekolah terdapat beberapa hal yang akan menjadi pedoman dalam mengarungi sebuah pendidikan. Salah satu diantaranya adalah, Kultur Sekolah. Kultur Sekolah ini bisa juga kita kenal dengan Budaya Sekolah. 

Mengutip dari jurnal Ariefa Efianingrum (2013:23) yang berjudul “Kultur Sekolah”, beliau mengemukakan bahwa Budaya Sekolah merupakan himpunan norma-norma, nilai dan keyakinan, ritual dan upacara, serta simbol dan cerita yang membentuk pesona sekolah. Ariefa Efianingrum (2013:23)

 Sesuai dengan definisi Kultur atau Budaya adalah, satu kesatuan yang berbeda untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Begitu juga dengan dunia pendidikan, Kultur Sekolah disini menyangkut keberagaman yang ada didalam  sebuah sekolah. Dari keberagaman itulah akan menghasilkan cita rasa yang diperoleh dalam berbedaan tersebut.

Tujuan dari adanya Kultur Sekolah ini adalah sekolah itu memiliki ciri khas atau pesona tersendiri yang melibatkan warga sekolah, termasuk Staf-staf, administrator, kepala sekolah, guru, siswa-siswi serta orang tua siswa/i. Dalam rangka merencanakan misi dan visi budaya sekolah tersebut, perangkat sekolah akan melakukan survei terdahulu untuk melihat kondisi yang terjadi pada sekolah. 

Dalam setiap sekolah tentu memiliki masing-masing ciri khas yang unik, hal demikian pula akan menjadikan sebuah untuk mencapai hasil baik pula. Untuk meningkatkan atau mengembangkan sebuah Kultur Sekolah, terdapat 2 tipe dalam melangsungkan pencapaian yaitu Prestasi Akademik dan Prestasi Non-Akademik. Dari kedua aspek atau tipe tersebut, sangat-sangat memungkinkan dalam pengembangan Kultur Sekolah. Hal ini dikarenakan, dalam diri peserta didik tentu sudah memiliki bakat dan minat yang bervariasi sehingga aspek Akademik maupun Non-akademik bisa bersama-sama untuk menciptakan Kultur Sekolah.

Menurut Ariefa Efianingrum (2013),  mengemukakan bahwa terdapat beberapa Kultur Sekolah yang dapat dikembangkan yaitu antara lain:

1. Prestasi Akademik

2. Prestasi Non-Akademik

3. Karakter, dan

4. Kelestarian Lingkungan Hidup

Dari keempat Kultur Sekolah menurut Ariefa Efianingrum (2013), itu akan menjadi patokan kita sebagai calon pendidik, bagaimana kita harus bisa menciptakan suatu hal yang baru melalui dari hal yang  berbeda.

Sumber Rujukan/Daftar Pustaka

Efianingrum Ariefa. 2013. Kultur Sekolah. (Jurnal Pemikiran Sosiologi: Volume 2 No, 1 Mei 2013