Minggu, 01 Desember 2019

Menulis Ulasan Buku

Nama : Sulastri
Kelas : 1/D
Prodi : Pendidikan Agama Islam(PAI)
Dosen Pengampu : Farninda Aditya, S.Pd., M.Pd.
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Tugas Kuliah : Menulis Ulasan Buku


Judul Buku : ETNISITAS DI KALIMANTAN BARAT
Pengarang/Penulis : Pabali Musa, Dkk.
Penerbit : STAIN PONTIANAK PRESS
Tahun Penerbit beserta Cetakan : Juni 2005, cetakan pertama.

Buku ini menceritakan peristiwa etnis yang ada di Kalimantan Barat. Pertama, peristiwa yang berasal dari Sambas, kasus ini bermula pada tahun 1999. Pertempuran orang Melayu dan orang Madura. Asal muasal peristiwa ini adalah yang berasal dari daerah Kampung Rambayan dan Parit Setia (Munawar 2003).
Kedua, cerita yang berasal dari Pontianak yaitu Syarif dan Syarifah yang berasal dari keturunan  Bangsa Arab.
Ketiga, fenomena Kedayakan-Kemelayuan di Kalimantan Barat tergambar jelas pada buku ini.
Keempat, asal usul terjadinya sungai yang bermuara di Sungai Kapuas sekitar 20 km di Hilir Muara Sekadau. Tafsiran berlandas geografi perjalanan Sungai  tersebut ("Manawas" dibangdingkan "Benawas"), kemudian kunjungan Youngblood dan Nevius ke tempat keramat, yaitu "Batu Tapa".
Dalam buku ini, adapun kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan buku ini adalah sebagai berikut:
1. Judul buku mampu memikat pembaca untuk lebih serius dalam membaca buku ini.
2. Sumber-sumber atau penguat dari pendapat sangat jelas.
3. Disetiap bab disertai daftar pustaka yang membuat pembaca lebih gampang mengetahui sumbernya.
4. Bahasa yang digunakan mudah dan dapat dipahami.
Kekurangan buku ini adalah sebagai berikut:
1. Sedikitnya bahasa daerah yang terdapat dalam buku tersebut.
2. Kurangnya gambar yang terdapat pada buku.

Setiap kekurangan pasti ada kelebihan, begitu pula sebaliknya.
Buku ini ada kelebihan dan kekurangan. Hal ini tersebut akan menjadi bahan perbaikan untuk cetakan buku ke berikutnya.






Selasa, 05 November 2019

Life Style Generasi Millenial

ZAKAT GOES TO CAMPUS FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2019

”LIFE STYLE GENERASI MILLENIAL”

DIUSULKAN OLEH: 
SULASTRI 
NIM: 11901285



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI 
PONTIANAK
2019 

LIFE STYLE GENERASI MILLENIAL
Oleh : Sulastri

Dengan dinamika semakin berkembang, generasi millenial mampu untuk berkreasi dalam bidang  kemanusiaan yang sejahtera. Menciptakan semangat baru serta memotivasi suatu keadaan yang tidak layak menjadi layak. Dengan demikian segala harapan berada di tangan generasi millenial. Generasi millenial yang berjuang bukan semata-mata untuk mendapatkan uang banyak. Tapi, pengalaman dan pengetahuanlah yang menjadi paling dasar dalam pengabdiannya. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi tidak akan membuat generasi millenial buta hati dalam sebuah kebaikan, justru sebaliiknya jika teknologi informasi cepat berkembang mengikuti zaman, maka semakin cerdas generasi millenial mengembangkan suatu pemikiran.
Seiring dengan berjalannya sebuah rotasi kehidupan dari masa ke masa. Banyak kemungkinan pada umur yang terbilang masih muda belum sepenuhnya mempunyai rasa simpati terhadap orang yang jauh dari kata kurang mampu. Kurangnya kesadaran terhadap orang disekelilingnya yang ingin dikasihani dengan sebuah keikhlasan murni tanpa campur tangan orang lain. Hal ini menunjukkan sebuah pengajaran yang begitu berharga bagi kita, ketika ada rasa simpati disaat ada yang membutuhkan bantuan kita. Saat ini perubahan gaya hidup yang konsumtif sangat terlihat pada generasi modern. Konsumtif adalah gaya hidup online yang sepertinya sudah menjadi bagian dari jiwa seorang millenial. Tapi, tidak semuanya generasi millenial itu bersifat konsumtif dan itu bisa disesuaikan dengan kepribadiannya masing-masing.
Life style generasi milenial  sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Secara harfiah, life style generasi millenial berarti gaya hidup generasi muda. Life style (gaya hidup) merupakan satu dari beberapa sumber sebuah kehidupan yang mempunyai keragaman terhadap diri sendiri maupun orang lain. Life style juga bisa dikatakan sebagai jati diri yang mempunyai cara tersendiri dalam berkreasi. Akan tetapi, life style tidak akan pernah bisa lepas dengan namanya generasi millenial dan generasi millenial merupakan generasi modern yang hidup dipergantian masa. Secara bersamaan di era globalisasi, teknologi digital mulai merasuk ke segala sendi-sendi kehidupan manusia khususnya generasi milenial.
Generasi millenial adalah generasi muda,  atas dasarnya dari hasil itu dapat dikatakan bahwa generasi millenial ialah generasi global pertama yang nyata. Teknologi tinggi dalam darah mereka. Generasi millenial juga mempunyai banyak keunggulan dibanding generasi sebelumnya. Generasi millenial memiliki ciri khas anak muda yang aktif dan menyukai tantangan dalam mewujudkan mimpinya. Mereka juga bekerja bukanlah hanya untuk mencari uang, namun proses belajar  untuk mencari pengetahuan, pengalaman, relasi dan kesempatan dalam keberlangsungannya sebuah kehidupan nyata tanpa rekayasa.
Dengan  demikian, sebagai generasi millenial harusnya kita mempunyai kesadaran tentang hal berbagi. Misalnya berzakat, karena zakat merupakan rukun Islam yang ke-4. Zakat artinya mengeluarkan sebagian  harta. Ketika berzakat harta kita tidak akan pernah mengurang melainkan menambah.
Allah berfirman: ”Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi kalian sendiri” (QS.Al-Isra’:7).
Pada saat ini kita berada di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia, semboyan kita yaitu Pancasila. Pancasila merupakan inti dari kehidupan yang menjadi pedoman bagi berbangsa dan bernegara. Pancasila juga suatu bukti nyata perjuangan  pahlawan Indonesia yang pada saat itu bersusah payah untuk merumuskan Pancasila hingga saat ini generasi milenial menikmati hasil dari perjuangan tokoh bangsa. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi milenial yang suatu saat akan  membangun Indonesia kaya akan kemandirian tanpa meminta belaskasihan terhadap negara luar yang bersimpati terhadap permasalahan yang ada di negara kita ini. Generasi milleniallah yang akan  merubah segala-galanya, baik dalam segi pertumbuhan sosial maupun ekonomi.

Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari r.a. berkata, bahwa Rassullah Shallahu’alaihi Wassalam bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat Alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang mnembebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya”. (HR.Muslim).
Rasulullah Shallahu’alaihi Wassalam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain“ (HR.Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). Yang menunjukkan bahwa  Rasulullah Shallahu’alaihi Wassalam menganjurkan umat islam selalu berbuat kebaikkan terhadap orang lain dan makhluk lainnya. Hal ini menjadi indikator seorang mukmin yang sebenarnya. Setiap perbuatan maka akan kembali kepada orang yang berbuat. Namun, tidak menutup kemungkinan  pada dasarnya generasi millenial itu adalah seseorang yang memiliki perilaku konsumtif melainkan seorang generasi yang menyukai tantangan  dalam mewujudkan mimpi.
Menurut Handayani dalam bukunya yang berjudul “Alhamdulillah, Aku Diuji” (2018:5) mengatakan “Tatkala rezeki berlimpah  dalam fase ini, diri sering terlalu naif dan egois. Merasa bahwa itu adalah hasil jerih payah sendiri tanpa campur tangan Allah Sang Maha Pemberi Rezeki. Merasa paling hebat dan mampu mendiri”. Dari sinilah  dapat disimpulkan, bahwa manusia lupa diri kepada Sang Pencipta tatkala diuji dengan kesenangan. 
Diluar sana masih banyak yang nasibnya kurang beruntung dibanding kita. Maka dari itu, ringankanlah tangan dalam sebuah kebaikan. Senyum mereka adalah kebahagian kita. Hindari sifat boros yang suka membeli barang tanpa adanya sebuah perencanaan. Jika perilaku tersebut tidak diimbangi dengan rasa kesadaran, maka terjadilah sifat boros pada generasi. Allah SWT akan melaknat apabila ada umat Islam yang bersifat boros, karena boros itu adalah temannya syaitan.


Allah berfirman: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS.Al-Isra’:26-27). Yang termasuk perbuatan boros (tabdzir) adalah apabila seseorang menghabiskan harta pada jalan yang keliru. Misalnya seseorang berjam-jam duduk di depan internet, kemudian membuka  Facebook, WhatsApp, You-Tube dan lain-lainnya dengan tujuan yang tidak  jelas atau unfa’edah. Inilah tanah air berduka pada zaman era globalisasi ini,  generasi yang seharusnya tumbuh besar untuk menjadi kebanggaan bangsa telah berubah menjadi sampah masyarakat yang mungkin saja tidak terpakai oleh masyarakat. Namun, tidak semuanya mempunyai perilaku tersebut, tapi itu akan menjadi tolak ukur kita mau dibawa kemana bangsa ini . Hal semacam ini, harus ada dorongan dari orang tua maupun pemerintah atas keberhasilan suatu generasi.
Ir.Soekarno berkata, “seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”, betapa berpengaruhnya pemuda-pemudi untuk dunia maupun akkhirat. Tidak ada kata terlambat untuk mengubah diri akan lebih baik. Sebagai life style generasi millenial, pada generasi ini  teknologi informasi tidak akan bisa dipisahkan dari sendi kehidupan saat ini. Oleh karena itu, agama harus selalu tertanamkan dan turut serta dalam perannya agar teknologi informasi digunakan sebaik mungkin. Sebagai umat Islam sudah sewajarnya kita memperdalam hal tersebut. Sudah saatnya life style  generasi millenial untuk membuka mata dan meringankan tangan dalam berbagi kepada seseorang yang menyandang kaum Dhuafa.
Rasulullah Shallahu’alaihi Wassalam bersabda: “Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR.Muslim).
Siapa yang tidak mengenal zakat, salah satu rukun Islam yang berhubungan dengan kesejahteraan umat. Tentunya  seluruh umat  muslim mengetahui hal itu. Namun,  jika ditanya  syarat dan cara menunaikannya  belum tentu seluruh muslim memahaminya. Di sisi lain, cepatnya perkembangan teknologi membawa gaya hidup serba cepat dan mudah. Kemudahan itu harus dimafaatkan untuk hidup bersosial melalui zakat.
Allah berfirman: “Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat , dan rukuklah beserta orang yang rukuk “ (QS Al-Baqarah:43). Kewajiban zakat bersanding dengan kewajiban sholat. Hal ini membuat perintah zakat tidak boleh dipandang sebelah mata. Kewajiban tetap kewajiban. Karena sesungguhnya dalam harta orang kaya, Allah menetapkan sebagian hak para faqir (QS Az-Dzariya:19). Maka sudah jelas, hikmat zakat selalu bergandengan dengan kekuatan ekonomi.
Dengan demikian generasi millenial sebagai contoh anak muda yang memiliki berbagai kreatifitas tanpa batas dalam mewujudkan bangsa dan negara  ke arah lebih baik. Generasi ini juga mampu membentuk kepribadian yang lebih peka terhadap lingkungan disekitarnya. Seseorang dikatakan sukses apabila dia sudah bermanfaat dalam kebaikkan bagi orang lain. Dunia hanya sementara dan akhiratlah yang sangat kekal. Maka dari itu agama bagi kehidupan sangat berpengaruh. Dengan menanamkan Islam dan Iman dalam diri, kemudian di aplikasikan lewat sebuah kebaikan maka semuanya tidak akan pernah sia-sia  serta jiwa patriotisme yang terkandung di dalam nilai-nilai Pancasila harus diamalkan. Generasi millenial harus bisa mengamalkan rukun-rukun Islam. Terutama pada rukun Islam yang ke-4, yaitu zakat. Hal ini dikarenakan zakat bisa menjadi life style bagi generasi millenial.

Kamis, 10 Oktober 2019

Resume Sistematika Penulisan Skripsi Mahasiswa pai/ftik


RESUME SISTEMATIKA
PENULISAN SKRIPSI
MAHASISWA/I  PAI/FTIK
IAIN PONTIANAK

NAMA : SULASTRI
NIM : 11901285
KELAS : I/D



KORELASI ANTAR HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS VI DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL RAUDHATUL ISLAMIYAH PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP TAHUN PELAJARAN 2017/2008


SKRIPSI
OLEH :
NURLINA
NIM: 1061108572


MOTTO :
Barang siapa yang berbuat sesuai dengan petunjuk Allah, maka dia berbuat untuk keselamatan dirinya sendiri, dan barang siapa yang tersesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri “. (Q.S.AL-ISRA’:15).
ABSTRAK :
Penilaian ini berjuduk, “Korelasi antara Hasil Belajar Aqidah Akhalak ndengan Perilaku Konsumtif Siswa Kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Al-Raudhatul Islamiyah Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Tahun Pelajaran 2007/2008”.
Sesuai judul tersebut maka masalah penelitian ini dapta dirumuskan dalam pertanyaan umum yaitu, “ Bagaimana korelasi antar hasil belajar Aqidah Akhlak dengan perilaku konsumtif sisiwa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Al-Raudhatul Islamiyah Pal IX Kecamatan Sungaii Kakap Tahun Pelajaran 2007/2008”.
Masalah penelitian tersebut di atas dilatarbelakangi adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, yaitu kita mengharapkan seorang sisiwa yang mendapatkan hasil belajar Aqidah Akhlak yang tinggi seharusnya tidak berperilaku konsumtif, namun kenyataannya ada saja siswa yang berperilaku konsumtif, seakan-akan pengetahuan yang dimilikinya tidak diserapi, dijiwai, dipedomani, dan tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan hal di atas makan tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan kejelasan tentang korelasi hasil belajar Aqidah Akhlak dengan perilaku konsumtif siswa kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Al-Raudhatul Islamiyah Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Tahun Pelajaran 2007/2008.
Untuk mencapai tujuan di atas, maka pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumenter dan komunikasi tidak langsung dengan alat berupa angket. Adapun untuk menganalisis data digunakan rumus mean dan analisis angka indeks korelasi “r” Product Moment.
Hasil penenlitian ini menunjukkan bahawa hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Al-Raudhatul Islamiyah Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Tahuhn Pelajaran 2007/2008, dengan nilai rata-rata 63 termasuk klasifikasi cukup. Sedangkan perilaku konsumtif sisiwanya dari perhitungan nilai rata-rata angket sikapnya 37 yang tergolong sedang.
Selanjutnya dari hasil perhitungan dengan teknik analisis angka indeks korelasi “r” Product Momentmenunjukkan bahwa terdapat korelasi  Aqidah Akhlak siswa kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Al-Raudhatul Islamiyah Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Tahuhn Pelajaran 2007/2008  dengan bukti “r” hasil perhitungan adalah -0,046 lebih kecil dari “r”  tabel yaitu 0,413. Sedangksn tingkat korelasinya berada pada rentang 0,00 – 0,20 yang berarti sangat lemah  atau sangat rendah.





DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
    DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................... vii
    BAB I    PENDAHULUAN....................................................................................................
A.    Latar Belakang Penelitian.............................................................................................1
B.     Masalah Penelitian.......................................................................................................4
C.     Tujuan Penelitian......................................................................................................... 5
D.    Manfaat Penelitian........................................................................................................6
BAB II   HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DAN PERILAKI KONSUMTIF...................
A.    Kajian Teori.................................................................................................................... 7
B.     Karangka Pikir...............................................................................................................21
C.     Hipotesis Penelitian...................................................................................................... 22
BAB III   METODE PENELITIAN.................................................................................................
A.    Pendekatan,Metode, dan Bentuk Penelitian ..................................................................23
B.     Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................................ 24
C.     Ruang Lingkup Penelitian............................................................................................. 25
D.    Populasi Penelitian........................................................................................................ 26
E.     Teknik dan Alat Pengumpulan Data.............................................................................. 27
F.      Analisis Data..................................................................................................................28
BAB IV   PAPARAN DATA, ANALISI DATA, DAN PEMBAHASAN.........................................
A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................................................................29
B.     Prosedur Analisis Data...................................................................................................32
C.     pembahasan.................................................................................................................... 43
BAB V    PENUTUP..........................................................................................................................
A.    Kesimpulan.....................................................................................................................47
B.     Saran.............................................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................49
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................................... 52





KUTIPAN :
1.   Kemudian Yusuf al-Qardawi dalam Abuddin Nata (2004:85) mengatakan bahwa Aqidah atau iman menurut pengertiannya sebenarnya ialah kepercayaan yang meresap dalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.
2.    Menurut Thoyib Sah Saputra dan Wahyidin (2004:30) “Akhlak” berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari”khuluq”. Secara bahasa “Akhlak” mempunyai arti budi pekerti, tabi’at,watak. Dalam kebahsaan akhlak sering disinonimkan dengan moral,etika.
3.    Seiring pendapat di atas menurut Asmaran As (2002:1)  dilihat dari sudut bahasa (etimologi) perkataan akhlak (bahasa Arab) adsalah bentuk jamak dari kata khuluq, khuluq di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
4.  Demikian juga halnya dengan pendapat Emil Salim dalam Andi Hakim Nasution, dkk (2002:117) Akhlak adalah prilaku yang bersumber pada wahyu dan berkembang menurut pendidikan tentang masalah dunia dan akhirat.
5.    Menurut Abdullah Gymnastiar (2005:7) puncak derajat kemanusian seseorang dinilai dari kualitas akhlaknya. Bahkan kualitas keimanan pun diukur dari akhlak.
6.     Hal ini lebih dipertegas oleh Ibnu Maskawaih dalam Sirajuddin Zar (2004:135) mengatakan bahwa ahklak yang tercela bisa dirubah menjadi akhlak terpuji dengan jalan pendidikan (tarbiyah al-akhlaq) dan latihan-latihan.
7.   Menurut Syamsul Bahari Djamarah (1994:19) presentasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok.
8.   Selanjutnya menurut Syaifudin Azwar (1988:8) hasil belajar atau prestasi belajar adalah performa maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan atau telah dipelajari.
9.  Berkaitan dengan pendapat tersebut, menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono (2002:397) Evaluasi atau penilaian berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu.
10.  Menurut Wiwik DH dan Retno Kuning D.P (2007:34) konsumerisme adalah sikap orang-orang yang cenderung memakai alat atau memiliki benda-benda tertentu demi mendapatkan genggi atau prestise tertntu.


DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata.(2004).Metodologi Studi Islam. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Thoyib Sah Saputra dan Wahyudin.(2004).Aqidah Akhlak Untuk MA Kelas I. Jakarta:PT. Karya Toha Putra.

Asmaran As.(2002).Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.


Andi Hakim Naution,dkk (2002).Pendidikan Agama dan Akhlak bagi Anak dan Remaja.Jakarta :PT Logos Wacana Ilmu.

Abdullah Gymnastiar (2005).Keluarga Kaya Hati.Bandung: PT Senibudaya Sejahtera Offset.

Sirajuddin Zar.(2004.Filsafat Islam.Jakartaa:PT. Raja Grafindo Persada.

Syamsul Bahri Djamarah.(1994).Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Jakarta:Rineka Cipta.

Syaiful Azwar.(1988).Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sri Esti Wuryani Djiwandono.(2002).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Grasindo.

Wiwik D.H. dan Retno.(2007).Sosiologi. Solo: Sindhunata.











Minggu, 06 Oktober 2019

penelitian


Waktu  :
Tanggal : 27 September 2019
Pukul     :  15:16
Tempat :
Kampus IAIN Pontianak Gedung Zuhri FTIK.
Analisi :
Menurut saya, pada himbauan ini terdapat suatu kata yang sebenarnya tidak sesuai pada EYD , yaitu pada kata  “ Di Gunakan” .  Maka , penulisan tersebut yang benar ialah “Digunakan”.
Sumber :
BUKU EYD
Oleh : M.K.Abdullah, S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 30.




 

  
Waktu :
Tanggal : 28 September 2019
Pukul    :  11:33
Tempat :
Kampus IAIN Pontianak Gedung A.Rani lantai 2.
Analisis :
Informasi yang saya temukan ini adalah nyata yang didapat dari Masjid IAIN Pontianak.  ada yang kurang pada penulisan himbauan tersebut, yaitu tidak menggunakan tanda seru,koma dan tidak mempunyai kata imbuhan serta yang seharusnya kata digabung namun kenyataannya disini kata tersebut dipisah begitu juga sebaliiknya. Untuk penulisan yang benar ialah “ SELESAI MEMAKAI MUKENA, SILAKAN  DISIMPAN KE TEMPATNYA KEMBALI SUPAYA TIDAK BAU ! “.
Sumber :
BUKU EYD
Oleh: M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 39.














Waktu :
Tanggal : 02 Oktober 2019
Pukul     : 15:49
Tempat :
 Jl.Gajah Mada.
Analisis :
Ketika saya pergi kemana-mana, saya selalu dibingungkan oleh tulisan toko obat yang mempunyai nama laing yaitu Apotek. Tapi, yang sering saya jumpai adalah penulisan dengan kata Apotik, sedangkan dalam buku EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), penulisan yang benar atau tepat adalah Apotek.
Sumber :
Buku EYD.
https://www.kompasiana.com/ridwan-arifinjazz/551930b9a33311d215b6594e/10-kesalahan-yang-sering-terjadi-dalam-berbahasa-indonesia











Waktu :
Tanggal : 05 Oktober 2019
Pukul    : 14 : 47
Tempat :
Di depan Kampus IAIIN Pontianak , Jl.WR.SUPRATMAN.
Analisis :
dalam kata “ HATI-HATI” itu merupakan kata peringatan dan peringatan tersebut bisa menjadi kalimat perintah, lalu perintah bisa menjadi kalimat larangan. Jadi, kalimat larangan itu menggunakan tanda seru(!).
Sumber :
Buku EYD
Oleh : M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 17.












Waktu :
Tanggal : 05 Oktober 2019
Pukul    : 14 : 45
Tempat :
Di depan Kampus IAIIN Pontianak , Jl.WR.SUPRATMAN.
Analisis :
Pada  gambar di atas menunjukkan bahwa ada kalimat larangan untuk tidak berjualan di area ini dan kenyataannya banyak tulisan-tulisan yang seperti ini sangat tidak lengkap yaitu kurangnya tanda seru (!).
Sumber :
Buku EYD
Oleh : M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 17.










Waktu :
Tanggal : 02 Oktober 2019
Pukul    : 15 : 46
Tempat :
JL.ASAHAN , depan pasar tengah.
Analisis :
Pada  gambar di atas menunjukkan bahwa ada kalimat larangan untuk tidak berjualan di area ini dan kenyataannya banyak tulisan-tulisan yang seperti ini sangat tidak lengkap yaitu kurangnya tanda seru (!).
Sumber :
Buku EYD
Oleh : M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 17.







Waktu :
Tanggal : 3 Oktober 2019
Pukul    : 10 : 47
Tempat :
JL.LETNAN JENDRAL SUTOYO.
Analisis :
Gambar di atas terdapat 2 himbauan. Keduak himbauan tersebut sama-sama peringatan, namun yang berbeda adalah artinya. Dari gambar di atas, yang pertama menunjuk bahwa jalan ditutup dan yang kedua menunjukkan bahwa peringatan agar-agar berhati-hati. Gambar pertama, saya rasa dalam penyimpanan tanda seru tidak tepat. Adanya kurang penekanan pada kalimat “JALAN DITUTUP” kalau seperti ini, untuk orang awam akan menyulitkan dan tidak untuk orang normal. Seharusnya kalimat yang sesuai adalah “ JALAN INI DITUTUP”. Gambar kedua, tidak sempurnanya sebuah kalimat jika ada yang kurang dalam salah satu kalimat tersebut. Dalam kalimat peringatan harus disertai dengan tanda seru (!).
Sumber :
Buku EYD
Oleh : M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 17.




Waktu :
Tanggal : 02 Oktober 2019
Pukul    :12:30
Tempat :
JL.TANJUNG RAYA II , di depan Rumah Sakit YARSI
Analisis :
Gambar di atas ini merupakan himbauan agar tidak membuat sampah sembarangan. Namun, dalam penelitian saya ini terdapat kalimat yang kurang dalam gambar di atas. Kurangnya penekatan dalam kalimat “ TIDAK MEMBUANG SAMPAH “ yang menurut saya seharusnya diberi kalimat tambahan yaitu “AKAN”. Jadi kalimat yang sesuai adalah “ TIDAK AKAN MEMBUANG SAMPAH “. Ada juga yang keliru dalam penulisan gambar di atas, seharusnya kalimat-kalimat di atas harus disertai dengan tanda seru(!), sebab kalimat di atas merupakan kalimat peringatan. Sudah terbukti bahwa gambar di atas adalah peringatan, mengapa saya katakan seperti itu, karena pada gambar di atas khususnya kalimat paling-paling bawah menunjukkan bahwa jika melanggar akan mendapatkan sanksi.
Sumber :
Buku EYD
Oleh : M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 17.







Waktu :
Tanggal : 29 September 2019
Pukul : 05 : 48
Tempat :
JL. TANJUNG RAYA II , Toko Buah
Analisis :
Pertama kali saya melihat ini, rasanya ada yang aneh. Apakan ada dalam penulisan angka untuk bilangan yang khusunya dalm soal harga? Ternyata dalam buku EYD, ini dibenarkan. Karena, sebagai penanda angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan. Namun, pada gambar di atas itu sudah betul tapi kurang tepat. Karena, penulisan yang berhubungan soal rupiah adalah munggunakan awalan “Rp”, misalnya; Rp. 40,00.
Sumber :
Buku EYD
 Oleh : M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 14.









Waktu :
Tanggal : 6 Oktober 2019
Pukul : 10 : 38
Tempat :
JL. TANJUNG RAYA II , KELURAHAN SAIGON , di halaman Masjid Al-Karim.
Analisis :
Ketika saya tidak sengaja lewat dan melihat spanduk ini di depan Masjid, dalam hati saya menggerutu, rasa ada yang salah dengan beberapa kalimat ynag menunjukkan tentang besar angka yang terpajang di spanduk itu. Yang ingin saya telitik adalah tanda koma (,) setelah huruf rupiah. Dalam EYD, untuk penulisan nominal atau harga yang benar itu adalah  Rp.  Bukan Rp,  .  Jadi, penulisan yang benar adalah Rp. 1.200.000,- .
Sumber :
Buku EYD
Oleh : M.K.Abdullah,S.Pd.
Penerbit : SANDRO JAYA Jakarta, Halm 14.