Selasa, 05 November 2019

Life Style Generasi Millenial

ZAKAT GOES TO CAMPUS FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2019

”LIFE STYLE GENERASI MILLENIAL”

DIUSULKAN OLEH: 
SULASTRI 
NIM: 11901285



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI 
PONTIANAK
2019 

LIFE STYLE GENERASI MILLENIAL
Oleh : Sulastri

Dengan dinamika semakin berkembang, generasi millenial mampu untuk berkreasi dalam bidang  kemanusiaan yang sejahtera. Menciptakan semangat baru serta memotivasi suatu keadaan yang tidak layak menjadi layak. Dengan demikian segala harapan berada di tangan generasi millenial. Generasi millenial yang berjuang bukan semata-mata untuk mendapatkan uang banyak. Tapi, pengalaman dan pengetahuanlah yang menjadi paling dasar dalam pengabdiannya. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi tidak akan membuat generasi millenial buta hati dalam sebuah kebaikan, justru sebaliiknya jika teknologi informasi cepat berkembang mengikuti zaman, maka semakin cerdas generasi millenial mengembangkan suatu pemikiran.
Seiring dengan berjalannya sebuah rotasi kehidupan dari masa ke masa. Banyak kemungkinan pada umur yang terbilang masih muda belum sepenuhnya mempunyai rasa simpati terhadap orang yang jauh dari kata kurang mampu. Kurangnya kesadaran terhadap orang disekelilingnya yang ingin dikasihani dengan sebuah keikhlasan murni tanpa campur tangan orang lain. Hal ini menunjukkan sebuah pengajaran yang begitu berharga bagi kita, ketika ada rasa simpati disaat ada yang membutuhkan bantuan kita. Saat ini perubahan gaya hidup yang konsumtif sangat terlihat pada generasi modern. Konsumtif adalah gaya hidup online yang sepertinya sudah menjadi bagian dari jiwa seorang millenial. Tapi, tidak semuanya generasi millenial itu bersifat konsumtif dan itu bisa disesuaikan dengan kepribadiannya masing-masing.
Life style generasi milenial  sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Secara harfiah, life style generasi millenial berarti gaya hidup generasi muda. Life style (gaya hidup) merupakan satu dari beberapa sumber sebuah kehidupan yang mempunyai keragaman terhadap diri sendiri maupun orang lain. Life style juga bisa dikatakan sebagai jati diri yang mempunyai cara tersendiri dalam berkreasi. Akan tetapi, life style tidak akan pernah bisa lepas dengan namanya generasi millenial dan generasi millenial merupakan generasi modern yang hidup dipergantian masa. Secara bersamaan di era globalisasi, teknologi digital mulai merasuk ke segala sendi-sendi kehidupan manusia khususnya generasi milenial.
Generasi millenial adalah generasi muda,  atas dasarnya dari hasil itu dapat dikatakan bahwa generasi millenial ialah generasi global pertama yang nyata. Teknologi tinggi dalam darah mereka. Generasi millenial juga mempunyai banyak keunggulan dibanding generasi sebelumnya. Generasi millenial memiliki ciri khas anak muda yang aktif dan menyukai tantangan dalam mewujudkan mimpinya. Mereka juga bekerja bukanlah hanya untuk mencari uang, namun proses belajar  untuk mencari pengetahuan, pengalaman, relasi dan kesempatan dalam keberlangsungannya sebuah kehidupan nyata tanpa rekayasa.
Dengan  demikian, sebagai generasi millenial harusnya kita mempunyai kesadaran tentang hal berbagi. Misalnya berzakat, karena zakat merupakan rukun Islam yang ke-4. Zakat artinya mengeluarkan sebagian  harta. Ketika berzakat harta kita tidak akan pernah mengurang melainkan menambah.
Allah berfirman: ”Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi kalian sendiri” (QS.Al-Isra’:7).
Pada saat ini kita berada di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia, semboyan kita yaitu Pancasila. Pancasila merupakan inti dari kehidupan yang menjadi pedoman bagi berbangsa dan bernegara. Pancasila juga suatu bukti nyata perjuangan  pahlawan Indonesia yang pada saat itu bersusah payah untuk merumuskan Pancasila hingga saat ini generasi milenial menikmati hasil dari perjuangan tokoh bangsa. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi milenial yang suatu saat akan  membangun Indonesia kaya akan kemandirian tanpa meminta belaskasihan terhadap negara luar yang bersimpati terhadap permasalahan yang ada di negara kita ini. Generasi milleniallah yang akan  merubah segala-galanya, baik dalam segi pertumbuhan sosial maupun ekonomi.

Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari r.a. berkata, bahwa Rassullah Shallahu’alaihi Wassalam bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat Alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang mnembebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya”. (HR.Muslim).
Rasulullah Shallahu’alaihi Wassalam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain“ (HR.Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). Yang menunjukkan bahwa  Rasulullah Shallahu’alaihi Wassalam menganjurkan umat islam selalu berbuat kebaikkan terhadap orang lain dan makhluk lainnya. Hal ini menjadi indikator seorang mukmin yang sebenarnya. Setiap perbuatan maka akan kembali kepada orang yang berbuat. Namun, tidak menutup kemungkinan  pada dasarnya generasi millenial itu adalah seseorang yang memiliki perilaku konsumtif melainkan seorang generasi yang menyukai tantangan  dalam mewujudkan mimpi.
Menurut Handayani dalam bukunya yang berjudul “Alhamdulillah, Aku Diuji” (2018:5) mengatakan “Tatkala rezeki berlimpah  dalam fase ini, diri sering terlalu naif dan egois. Merasa bahwa itu adalah hasil jerih payah sendiri tanpa campur tangan Allah Sang Maha Pemberi Rezeki. Merasa paling hebat dan mampu mendiri”. Dari sinilah  dapat disimpulkan, bahwa manusia lupa diri kepada Sang Pencipta tatkala diuji dengan kesenangan. 
Diluar sana masih banyak yang nasibnya kurang beruntung dibanding kita. Maka dari itu, ringankanlah tangan dalam sebuah kebaikan. Senyum mereka adalah kebahagian kita. Hindari sifat boros yang suka membeli barang tanpa adanya sebuah perencanaan. Jika perilaku tersebut tidak diimbangi dengan rasa kesadaran, maka terjadilah sifat boros pada generasi. Allah SWT akan melaknat apabila ada umat Islam yang bersifat boros, karena boros itu adalah temannya syaitan.


Allah berfirman: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS.Al-Isra’:26-27). Yang termasuk perbuatan boros (tabdzir) adalah apabila seseorang menghabiskan harta pada jalan yang keliru. Misalnya seseorang berjam-jam duduk di depan internet, kemudian membuka  Facebook, WhatsApp, You-Tube dan lain-lainnya dengan tujuan yang tidak  jelas atau unfa’edah. Inilah tanah air berduka pada zaman era globalisasi ini,  generasi yang seharusnya tumbuh besar untuk menjadi kebanggaan bangsa telah berubah menjadi sampah masyarakat yang mungkin saja tidak terpakai oleh masyarakat. Namun, tidak semuanya mempunyai perilaku tersebut, tapi itu akan menjadi tolak ukur kita mau dibawa kemana bangsa ini . Hal semacam ini, harus ada dorongan dari orang tua maupun pemerintah atas keberhasilan suatu generasi.
Ir.Soekarno berkata, “seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”, betapa berpengaruhnya pemuda-pemudi untuk dunia maupun akkhirat. Tidak ada kata terlambat untuk mengubah diri akan lebih baik. Sebagai life style generasi millenial, pada generasi ini  teknologi informasi tidak akan bisa dipisahkan dari sendi kehidupan saat ini. Oleh karena itu, agama harus selalu tertanamkan dan turut serta dalam perannya agar teknologi informasi digunakan sebaik mungkin. Sebagai umat Islam sudah sewajarnya kita memperdalam hal tersebut. Sudah saatnya life style  generasi millenial untuk membuka mata dan meringankan tangan dalam berbagi kepada seseorang yang menyandang kaum Dhuafa.
Rasulullah Shallahu’alaihi Wassalam bersabda: “Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR.Muslim).
Siapa yang tidak mengenal zakat, salah satu rukun Islam yang berhubungan dengan kesejahteraan umat. Tentunya  seluruh umat  muslim mengetahui hal itu. Namun,  jika ditanya  syarat dan cara menunaikannya  belum tentu seluruh muslim memahaminya. Di sisi lain, cepatnya perkembangan teknologi membawa gaya hidup serba cepat dan mudah. Kemudahan itu harus dimafaatkan untuk hidup bersosial melalui zakat.
Allah berfirman: “Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat , dan rukuklah beserta orang yang rukuk “ (QS Al-Baqarah:43). Kewajiban zakat bersanding dengan kewajiban sholat. Hal ini membuat perintah zakat tidak boleh dipandang sebelah mata. Kewajiban tetap kewajiban. Karena sesungguhnya dalam harta orang kaya, Allah menetapkan sebagian hak para faqir (QS Az-Dzariya:19). Maka sudah jelas, hikmat zakat selalu bergandengan dengan kekuatan ekonomi.
Dengan demikian generasi millenial sebagai contoh anak muda yang memiliki berbagai kreatifitas tanpa batas dalam mewujudkan bangsa dan negara  ke arah lebih baik. Generasi ini juga mampu membentuk kepribadian yang lebih peka terhadap lingkungan disekitarnya. Seseorang dikatakan sukses apabila dia sudah bermanfaat dalam kebaikkan bagi orang lain. Dunia hanya sementara dan akhiratlah yang sangat kekal. Maka dari itu agama bagi kehidupan sangat berpengaruh. Dengan menanamkan Islam dan Iman dalam diri, kemudian di aplikasikan lewat sebuah kebaikan maka semuanya tidak akan pernah sia-sia  serta jiwa patriotisme yang terkandung di dalam nilai-nilai Pancasila harus diamalkan. Generasi millenial harus bisa mengamalkan rukun-rukun Islam. Terutama pada rukun Islam yang ke-4, yaitu zakat. Hal ini dikarenakan zakat bisa menjadi life style bagi generasi millenial.